March 23, 2009

Catatan: Untuk Rayya

“Segala sesuatu itu mempunyai penyerbukan. Kesedihan itu serbuk yang melahirkan amal shaleh. Tidak ada seseorang yang bersabar atas amal shaleh, kecuali dengan kesedihan” (Malik bin Dinar)

Penat yang hinggap selama beberapa minggu terakhir itu, agaknya sudah sedikit berkurang. Setelah sekian lama, akhirnya pulang juga. Aroma udara kampung halaman, terasa begitu tenang.

Dan hari Senin ini, waktunya kembali berjibaku dengan peluang dan kegagalan merubah nasib. Dalam perjalanan ke Semarang, aku teringat akan cerita kesedihan seorang kawan dekat. Sahabat yang sudah lama aku kenal. Dari tulisan yang ia sampaikan, nampak sekali hari-harinya tidak berwarna, selain gradasi warna hitam, putih, dan abu-abu. Dan semua itu, ia rangkai dalam sebuah cerita hati dalam sebuah email yang pernah ia kirimkan padaku.


“Rayya, Dari waktu yang telah aku lalui, ada satu episode dalam hidupku yang gelap. Sungguh menyedihkan. Ketika sebuah ujian berat, gagal aku hadapi. Gagal terlampaui. Sebuah ujian yang nyata-nyata telah menghempas aku ke dasar pusaran penyesalan, kekecewaan, dan kesedihan.

Lebih parah lagi, kesedihan itu menyisakan dua ketakutan yang sangat besar. Pertama, aku begitu takut menatap masa lalu. Masa di mana mozaik kehidupan yang indah terangkai. Saat-saat di mana setiap jengkal langkahnya adalah kesenangan. Saat-saat, ke mana pandangan terhampar yang terlihat hanya kecantikan. Berwarna-warni. Masa-masa ketika segala yang diperbuat adalah prestasi gemilang. Namun, itu hanyalah masa lalu. Sudah lewat dan tidak mungkin bisa terulang lagi.

Lalu, yang kedua adalah ketakutan menatap masa depan. Terperosok hingga ke dasar kegelapan memang menyeramkan. Miris dan menakutkan. Perlu usaha keras untuk bisa berdiri tegak. Jangankan melangkah, untuk bertahan saja begitu berat. Terkadang –bahkan sering– hanya ada air mata dan rintihan hati memohon Ia berbelas kasihan memberi kekuatan-Nya padaku. Menyulut kembali api semangat yang telah padam. Untuk mengejar cita-cita yang telah terurai. Bercita-cita? Bermimpi saja tidak berani. Payah. Parah!

Rasa takut, menyebabkan jiwa terlalu berhati-hati dalam menilai dan bertindak. Dalam arti tidak berani membuat perubahan, mengukir prestasi puncak. Memilih menjadi safety player yang tidak berani mengambil resiko. Juga menyia-nyiakan kesempatan. Afraid of taking chances.

Kawan,
Aku yang dulu seorang pengejar impian, tiba-tiba menjadi orang yang sangat lemah. Tak bisa lagi bangkit dari sebuah kegagalan. Tiap kali berusaha bangkit, ada satu sisi dalam diriku yang mengatakan ‘you will fail’. Tapi dari mana suara itu berasal, aku tak tahu. Entahlah.

Lalu seorang kawan yang lain mencoba menyadarkan diriku. Katanya, “Mungkin kau kurang istiqamah. Kurang bersyukur dengan apa yang kamu jalani. Tengoklah saudara-saudara kita yang lain. Untuk bisa bangkit, kita memang perlu mendongak ke atas. Tapi jangan terlalu lama karena mata akan silau, dan leher akan lelah. Lebih seringlah engkau menunduk. Lihatlah ke bawah. Dan kau akan melihat, betapa banyak saudaramu yang lebih kurang beruntung daripada engkau”.

Sadarlah kawan!
Keep on fighting. You were a survivor. And that is what you’ll gonna be. Kau boleh saja bersedih atas apa yang menimpamu beberapa tahun yang lalu itu. Mengingat kau termasuk orang yang beruntung. Kau tak pernah menorehkan nilai merah di rapormu. Engkau jugalah yang beberapa kali mengantarkan teman-temanmu bisa mempertahankan piala bergilir hingga akhirnya menjadi piala tetap.

Sejenak, Kawan…
Diamlah sejenak. Di sini. Di tempat ini. Berdzikirlah. Memohon segala ampunan-Nya. Agar Ia mengangkat derajatmu kembali. Ingatlah kawan. Betapa banyak kemudahan yang Allah berikan kepadamu dalam menghadapi berbagai tantangan yang engkau lewati. Adakah di sana, kegagalan lebih banyak dari keberhasilan? Adakah di sana, kesedihan lebih banyak dari kesenangan? Adakah di sana, kawan, rasa marah lebih banyak dari rasa cinta karena-Nya. Tidak! Sungguh tidak, Karena Allah menyayangimu.

Niatkan segala yang engkau lakukan dengan ibadah. Boleh saja, engkau sangat kecewa, ketika kau tidak lolos dalam seleksi student exchange dengan pemerintah negara bagian Queensland, Australia.Gara-gara salinan rapormu lupa disiapkan oleh pihak sekolah. Atau, ketika kamu tidak bisa masuk universitas favorit seperti teman-temanmu yang lain. Sungguh, Kawan. Semua yang terjadi kepadamu ini bukanlah sebuah kebetulan. Semua rangkaian kejadian dan peristiwa di dunia ini, sudah Allah atur.

Lihatlah sisi baik dari setiap musibah. Pandanglah sebuah kegagalan dari perspektif yang lain. Temukan hikmah di balik semua kesedihan. Simaklah perkataan Malik bin Dinar, ‘Segala sesuatu itu mempunyai penyerbukan. Kesedihan itu serbuk yang melahirkan amal shaleh. Tidak ada seseorang yang bersabar atas amal shaleh, kecuali dengan kesedihan.

Seorang sahabat Rasul biasa melakukan istighfar seribu kali, ketika hatinya terasa sempit. Hingga akhirnya lapang. Rasulullah SAW sendiri selalu membaca istighfar, paling tidak seratus kali setiap hari. Bagaimana dengan aku, engkau; kita?

Bangkit dari kegagalan memang sangat berat. Tetaplah berusaha. Bersemangatlah. Karena dengan itu, kau akan mampu melampaui penghalang di jalan yang engkau temui. Tapi, kesinambungan juga tak kalah penting. Bagaimanapun juga, Allah menyukai tindakan hamba-Nya yang kecil namun sering, daripada tindakan besar namun hanya sekali dilaksanakan.

Bersyukurlah, Kawan…
Kau kini bisa memperbaiki kesalahan-kesalahanmu. Menurutku, kau sudah berhasil bangkit dari kegelapan. Nilaimu semester ini sempurna, jayyid jidan, IP-mu 4,00. Apa itu masih kurang? Jika iya, lantas ke mana rasa syukurmu kepada Dzat Yang Maha Penyayang? Dia Yang Maha Suci dan Maha Indah. Dialah yang telah meyibakkan tirai kegelapan sumber-sumber ilmu hingga kau paham akan sesuatu.

Bangkitlah, Kawan!
Allah SWT berfirman. ‘Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosamu). Dan Allah mempunyai karunia yang besar.’ (QS. Al-Anfal: 29).”

 Ya Allah, izinkan aku mengucap syukur kepada-Mu. Atas apa yang engkau karuniakan kepada kami. Engkau juga yang telah mengenalkan aku dengan kawan-kawan seiman, yang selalu menyertaiku dalam berjuang.

***

Oh…cerita hati kawanku yang menyedihkan. Tapi percayalah kawan. Boleh jadi ujian itu untuk menyegerakan hukuman atas dosa-dosamu di dunia, hingga engkau tak lagi menanggung dosa di hari nanti. Bergembiralah kawan! Dengan apa yang engkau hadapi setiap hari. Bersyukur. Sekecil apapun nikmat dan ujian yang kau dapati.

Karena hidup tak mengenal siaran tunda. Apapun masa lalu kita, tatap tegak masa depan! Kita pernah berjanji, untuk mengejar mimpi bersama. Dengan tetap melangkah di jalan ketaatan kepada-Nya.

Kau pernah berkata, “Jika Ikal dan Arai punya Edensor, Maka kau dan aku punya DREAMLAND!”. Kita pasti akan menemukannya. Entah di manapun itu. Bahkan, jika itu berarti surga. Karena kita akan bersahabat, hingga ke surga...

11 comments:

  1. "Bangkit dari kegagalan memang sangat berat..."
    bagian itu boz, ngena' banget!

    "Karena hidup tak mengenal siaran tunda..."
    Nah, ini juga setuju, hidup tak mengenal siaran tunda karena yg mengenal siaran tunda tuh cuman acara2 semacam liga italy, liga inggris dkk...

    setuju banget boz, hehee...

    ReplyDelete
  2. Pertama saya ingin mengatakan Postingan ini bahasa nya luar biasa, bener - bener mengalir, cara pemilihan kata dan penyampaian maksudnya pun sangat 'cerdas'...

    Soal kegagalan... :) Ketika anda gagal, berbahagia lah. Karena setidaknya anda mengetahui satu cara baru 'yang tidak bisa digunakan' untuk mencapai tujuan anda. Gelorakan semangat, coba lagi dengan 'cara - cara yang baru'.
    Anda ingat Thomas Alva Edison? Untuk menemukan 'gas yang tepat' untuk diisi dalam tabung bola lampu, Edison 'GAGAL DALAM RIBUAN KALI PERCOBAAN'... Dalam kegagalannya yang ke 1000, Edison pernah mengatakan, "Sesungguhnya saya tidak pernah gagal, saya justru telah menemukan 1000 cara yang tidak bisa digunakan untuk membuat bola lampu itu menyala. Kuncinya adalah tetap MENCOBA HINGGA YANG KE 1001".

    Ingat kisah Kolonel Sandlers, ratusan rumah makan menolak dirinya & resep ayamnya, tapi beliau yang dah tua tetap nggak pernah berputus asa dan terus mencoba... Sekarang, di belahan dunia mana yang tidak kenal Kentucky Frid Chiken?

    Kenal nama Nelson Mandela, hampir seumur hidupnya beliau harus mendekam di penjara lantaran perjuangannya menentang Aparteid. Akhirnya, kegigihannya mengantarkan dirinya menjadi seorang Presiden di usianya yang terbilang uzur.

    Abraham Lincoln, kalau menilik sejarah hidupnya... kita akan terkejut mendapati kegagalan demi kegagalan yang sukses ia bukukan dalam perjalanan karirnya. Tapi kegigihannyalah yang akhirnya mengantarkan dia ke posisi nomor satu di U.S.A

    Ketika anda gagal, berbahagialah... Karena dalam kenyataan didunia ini, sebagian besar mereka yang sukses adalah mereka yang banyak mengalami kegagalan dalam hidupnya.

    ReplyDelete
  3. Setiap kali gagal, berarti kita menghilangkan satu keslahan yang mungkin terjadi di masa depan... :-D

    Gitu kali ya?

    ReplyDelete
  4. Sahabat sampe ke surga? Ya. =) Salam kenal ya.

    ReplyDelete
  5. Rayya mahasiswa ya...salam kenal deh...
    Makasih dah mampir ke halamanku...

    But once in a million...
    Bener-bener baru kali ini aku membaca postingan anak pandai....bahasamu...kamu punya kecerdasan bahasa yang sangat bagus, setara dengan gaya bahasa orang luar negri...

    ReplyDelete
  6. Dah nulis banyak ilang nih Ya...pake anonim deh jadinya

    Komen buat post :
    Rayya memiliki sejarah masa lalu tidak pernah gagal, sebenernya itu lebih rentan secara mental Ya...karena itu rayya mesti coba belajar fight...

    Nih aku ambil dari Mario Teguh ya :
    Anak yang dilahirkan dari keluarga miskin yang penuh perjuangan tidak perlu diajari untuk berjuang karena mereka lebih survive.
    Sedang anak yang dilahirkan dari keluarga kaya dan berprestasi harus dibiasakan untuk berjuang dalam kehidupannya supaya mereka bisa survive terutama secara mental.

    me at www.isfiya.wordpress.com

    ReplyDelete
  7. Sukses seseorang dinilai dari seberapa cepat dia bangkit dari kegagalannya.. Hmm ga inget sapa yang ngomong niy..

    ReplyDelete
  8. aku tak tau harus komen apa,bagiku membaca ini saja udah cukup,Maha suci Allah.maafkan ,hati inipun dalam kegelisahan yang panjang

    ReplyDelete
  9. @ tukang becak onlen: ligina juga kadang siaran tunda ;)
    @ Rizal: yes, Bang. gagal itu jaraknya deket banget sama sukses
    @ Daiichi: moga2 betul ya..
    @ Rian Xavier: salam kenal juga, Prof. X.
    @ isfiya: duh...saya jadi 'mrebes mili'. makasih, orang indonesia juga ngga kalah sama orang luar negeri kok
    @ Ade: mari bangkit bersama *bukan iklan lho*
    @ kawanlama95: semoga kegelisahan Anda berbuah surga.

    ReplyDelete
  10. benar banged, bang...
    mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia.
    karena dalam mimpi tersimpan doa dan semangat berikhtiyar, tentunya juga prasangka baik akan takdir yang Allah tentukan.
    "karena Allah sesuai persangkaan hambaNya."

    ReplyDelete
  11. @ algristian: Nidjiholic ya? Berprasangka baik sama Allah yuhh??

    ReplyDelete

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP